Peri Kuku Tiara
"Akh... tidak mau..." teriakan Tiara membuat gempar seisi rumah.
Teriakan Tiara bukan tanpa sebab. Rupanya ia tidak mau mandi dan memotong kukunya. Tiara memang malas sekali membersihkan diri. Ibu terus memaksanya untuk mandi, namun teriakannya semakin keras.
Ibu tidak tega melihat Tiara menangis. Namu tidak ingin juga melihat Tiara jadi terbiasa jorok. Umur Tiara sudah tujuh tahun. Menurut ibunya, Tiara sudah harus berlatih menjadi wanita dewasa. Harus rajin mandi dan bersih-bersih.
Pada suatu hari, Tiara lagi-lagi menangis karena tidak mau mandi. Seperti biasa, ia jugaa tak mau kukunya dipotong. Untunglah Ibu menemukan ide bagus.
"Nanti sebelum tidur, Ibu mau mendongeng buat Tiara. Mau?" tanya ibu.
Tiara mengusap air matanya dan menganggukkan kepalanya.
Pada malam harinya, Ibu mendongengkan Tiara tentang Peri Kuku. Ibu mendongeng dengan penuh semangat. Tiara pun ikut semangat mendengarnya. Ibu bercerita tentang Peri Kuku yang suka sekali pada anak yang bersih dan berbau wangi.
Peri Kuku akan selalu ada disamping anak yang bersih. Anak yang memotong bersih kukunya, boleh menyimpan kukunya itu di bawah bantal. Peri Kuku nantinya akan mengganti kuku itu dengan hadiah yang diinginkan anak itu.
Tiara sangat tertarik pada cerita Ibu. Andai saja Peri Kuku itu ada betulan, pikir Tiara. Ia pun mulai suka bersih-bersih dan memotong kukunya.
Keesokan paginya, ibu terkejut melihat kamar Tiara menjadi rapi, bersih, dan wangi. Tiara sudah mandi dan memotong kukunya. Ibu tidak menyangka akan secepat itu Tiara berubah. Ibu tersenyum ketikamelihat potongan kuku yang disimpan di botol kecil di atas meja belajarnya.
"Wah... Tiara ingin bertemu Peri Kuku, ya? Pantas anak ibu jadi cantik dan wangi," canda ibu.
Tiara tersenyum malu, ketahuan menyimpan potongan kukunya.
" Cerita itu, kan, hanya dongeng, Tiara. Tapi, andai Peri Kuku ada betulan, kamu ingin minta apa, pada Peri Kuku?" canda Ibu lagi.
Tiara menjawab sambil tertawa geli, " Aku ingin potongan kukuku dituksr dengan boneka yang lucu."
Malam harinya, ketika akan tidur, Tiara jadi iseng. Ia mengambil botol berisi potongan kukunya . Lalu meletakkannya di bawah bantal. Tiara tsenyum geli. Ia berharap percobaannya itu berhasil. Tiara tak sabar menunggu i esok.
" Kring... Kring... Kring"
Bunyi alarm jam, menunjukkan waktu sudah pagi. Tiara menguap lebar dan membuka matanya.
Hah!
Betapa terkejutnya Tiara ketika melihat sebuah boneka Teddy Bear lucu di sebelah bantalnya.
Tiada bergegas mengangkat bantal kepalanya.Wah! Botol berisi potongan kukunya sudah hilang!
" Jangan-jangan... Peri Kuku di dongeng ibu itu, ada betulan!" gumam Tiara
Ia langsung memeluk erat boneka barunya itu.
" Terima kasih, Peri Kuku! Aku janji akan selalu menjadi ak yang bersih" kata Tiar di dalam hati.
Mulaai saat ini, Tiara semakin rajin membersihkan diri. Ia mandi dua kali sehari, memakai bedak wangi, rajin memotong kuku kaki dan kuku tangannya. Ia ingin menjaadi sahabat Peri Kuku.
Diam-diam, Tiara juga s
lalu meletakkan potongan kukunya di bawah baantal. Tentu saja setelah dimasukkan ke dalam botol kecil. Tiara pun tak lupa meminta hadiah untuk ditukar dengan potongan kukunya itu.
Hadiah yang ia inginkan, ia tulis di secarik kertas kecil. Lalu dimasukkan ke dalam botol potongan kukunya.
Kini, Tiara menjadi tak sabar menunggu kukunya panjang untuk ia potong. Ia juga selalu semangat menunggu datangnya pagi hari.
Kegiatan ini dilakukannya beberapa tahun lamanya. Kini, Tiara sudah duduk di kelas 4 SD. Umurnya sudah hampir 10 tahun.
Suatu malam, Tiara terbangun dari tidurnya. Tiba-tiba, ia melihat sesosok bayangan. Karena takut, Tiara pura-pura tidur. Namun ia memberanikan diri mengintip di sela-sela selimutnya
Ia melihat bayangan itu sedang membawa sebuah kado. Tiara berpikir, itu adalah Peri Kuku yang selalu memberikan hadiah padanya. Akan tetapi, setelah diperhatikannya baik-baik, ternyata bayangan yang membawa kado itu adalah Ibu. Jadi, selama, ini yang memberikan hadiah padanya bukanlah Peri Kuku, melainkan Ibu.
Tiara jadi terharu. Ibunya rupanya berusaha keras agar Tiara menjadi anak perempuan yang bersih. Sebetulnya, Tiara tahu, Peri Kuku itu tidak ada. Tetapi Tiara senang menerima hadiah. Ia juga malas mencari tahu, siapa si pemberi hadiah.
Tiara tidak kecewa walau Peri Kuku itu hanya ada di dongeng. Sebab ia tahu, ia memiliki peri cantik dan baik hati yang selalu menjaganya, yaitu Ibu.
Langganan:
Postingan (Atom)